Commercial NAS vs Open NAS FreeNAS: Seklias Perbandingan 2 Sistem NAS
Network-Attached Storage (NAS) salah satu metode yang ditempuh dalam penyimpana data skala kecil (home/personal) sampai dengan skala besar(business/enterprise). Dengan NAS, data disimpan pada 1 atau banyak komputer khusus (server) yang bertugas menangani peyimpanan data yang dihubungkan ke dalam sebuah jaringan komputer. Jika dipakai dalam skala kecil, seperti dirumah, NAS dapat memberikan layanan penyimpanan file musik, video, foto keluarga yang dapat diakses (sharing) oleh seluruh anggota keluarga baik menggunakan jaringan kabel maupun nirkabel (wi-fi).
Terlebih lagi dipakai oleh perusahaan besar, tentu fungsinya akan lebih luas lagi. Salah satunya sebagai backup data perusahaan.
Tersedia 2 jenis NAS yang dapat dipilih yaitu, NAS Commercial dan Open. NAS komersial yang saya maksud disini adalah, sistem NAS yang sudah terintegrasi dengan hardware-nya. Contohnya antara lain NAS yang dikeluarkan oleh vendor seperti Thecus NAS, Buffalo, Seagate, HP dan merk lainnya. Sedangkan Open NAS adalah sistem terbuka (open platform) yang dikembangkan dari sistem operasi yang bisanya dibawah lisensi GPL/GNU. Salah satu contoh dari Open NAS adalah FreeNAS, turunan dari FreeBSD yang dikhususkan untuk menangani operasi NAS. Salah satu kelebihan adalah tidak sepenuhnya tergantung pada platform hardware tertentu, selama platform tersebut dapat menjalankan Sistem Operasi FreeBSD, biasanya dapat menjalankan FreeNAS.
Kelebihan & Kekurangan Commercial NAS
Beberapa kelebihan dari commercial NAS, adalah
Beberapa kelebihan FreeNAS antara lain:
Dalam perbandingan ini saya ambil contoh adalah Thecus NAS N2200 seharga Rp. 1.850.000,- (saat tulisan ini dibuat tanpa hardisk/kosongan) versus komputer rakitan untuk FreeNAS. Berikut spesifikasi Thecus NAS N2200:
Terlebih lagi dipakai oleh perusahaan besar, tentu fungsinya akan lebih luas lagi. Salah satunya sebagai backup data perusahaan.
Konsep NAS |
Kelebihan & Kekurangan Commercial NAS
Beberapa kelebihan dari commercial NAS, adalah
- Kualitas perangkat dijamin oleh vendor pembuat dengan adanya garansi produk dan servis
- Pemilihan perangkat NAS disesuaikan dengan budget dan kebutuhan serta pilihan merk
- Kualitas software dikontrol secara ketat untuk menjamin keberlangsungan sistem
- Mudah dikonfigurasi/digunakan (lebih user friendly)
- Harga relatif mahal dengan fitur terbatas, penambahan fitur pemenambahan biaya
- Upgrade hardware pada sistem NAS menengah kebawah sulit dilakukan (terbatasnya prosesor, memori dan bay hardisk)
- Jika ditemukan bugs, harus menunggu patch dikeluarkan oleh vendor
- Software bawaan tidak mudah untuk diubah source code-nya
- Jika terjadi kerusakan pada salah satu komponen hardware cukup sulit mencari penggantinya
Beberapa kelebihan FreeNAS antara lain:
- Software berbasis FreeBSD yang terkenal dengan kehandalannya dan gratis
- Spesifikasi hardware bisa dirakit atau beli server langsung tergantung budget dan kebutuhan
- Lebih banyak opsi konfigurasi karena bisa menambah berbagai layanan jaringan berbasiskan FreeBSD tidak tergantung pada vendor hardware
- Terdapat forum pengguna aktif yang dapat dijadikan referensi jika terdapat kendala
- Jika terdapat bugs, lebih cepat diperbaiki karena didukung oleh komunitas open source
- Tidak ada garansi resmi dari FreeNAS. Segala kerusakan akibat salah konfigurasi atau bugs yang muncul menjadi tanggung jawab pemakai
- Konfigurasi lebih sulit dibandingkan commercial NAS karena minimal harus mengetahui dasar-dasar linux/freeBSD dan jaringan komputer
Dalam perbandingan ini saya ambil contoh adalah Thecus NAS N2200 seharga Rp. 1.850.000,- (saat tulisan ini dibuat tanpa hardisk/kosongan) versus komputer rakitan untuk FreeNAS. Berikut spesifikasi Thecus NAS N2200:
Thecus NAS N2200 |
Spesifikasi Thecus N2200 |
Dapat dilihat diatas, bahwa kecepatan prosesor 367 Mhz dengan kapasitas memori 128 MB disertai 2 bay-drive untuk hardisk. Upgrade prosesor tidak memungkinkan pada sistem N2200. Bandingkan dengan komputer rakitan yang digunakan untuk FreeNAS:
Komputer rakitan untuk server FreeNAS |
Dengan sistem FreeNAS, konfigurasi server diatas yang saya gunakan untuk mem-backup data di kantor berbasiskan prosesor Intel Pentium Dual Core dan memori sebesar 1,5 GB. Untuk kapasitas hardisknya tentu tergantung berapa banyak port SATA yang terdapat pada mainboard dan dapat ditambahkan menggunakan kartu PCI-SATA.
Kesimpulannya, jika ingin membangun NAS yang mudah digunakan dan dikonfigurasikan terutama untuk kalangan SOHO (Small Office Home Office) pilihan commercial NAS bisa dipertimbangkan. Jika tertarik untuk membangun sistem NAS dengan konfigurasi hardware sesuai dengan keinginan atau mengoptimalkan komputer yang sudah ada (seperti yang saya lakukan), menggunakan FreeNAS salah satu alternatif yang dapat dipertimbangkan.
nice info mas ,,
BalasHapuso iya mas ,, selain freeNAS dan freeBSD apa msh ada yg lain ??
Terima kasih kembali Mas, selain Freena ada sistem serupa untuk membangun Open NAS. Contohnya CryptoNAS (fokus pada enkripsi NAS)dan OpenFiler (membutuhkan spesifikasi hardware lbeih tinggi dari FreeNAS). Untuk saat ini saya secara pribadi melihat FreeNAS masih lebih unggul dibandingkan sistem Open NAS lainnya.
Hapusmas kenapa freenas di kantor saya sering me'restart secara otomatis?
BalasHapusSiang Mas, maaf baru balas sekarang. Ada beberapa penyebab, diantaranya:
Hapus- Jika sistem FreeNAS disimpan di USB disk, bisa jadi USB disknya yang error.
- Bugs jika menggunakan sistem AMD 64-bit ?
Mas saya mau nanya mengenai,,,dari sisi perbedaanya sebelum menggunakan freenas dan sesudah menggunakan Freenas,,soalnya saya lagi bahas skripsi saya mengenai freenas..
BalasHapusSiang Mas Henry, menurut saya selama menggunakan sistem FreeNAS ada beberapa keunggulan, diantaranya:
Hapus1. Bisa melakukan auto backup. Di kantor saya semua user menggunakan SO Windows. Dengan menambahkan aplikasi Always Sync (freeware), cukup setting di server freenas dimana misalkan kita set folder untuk 1 user kemudian di set-kan ke folder yang di komputer windows user untuk disinkonisasikan. Dengan Always Sync dapat diatur kapan sinkronisasi backup dilakukan. Sehingga memudahkan staf IT dalam melakukan backup data. Saya rasa di poin ini terasa perbedaannya Mas Henri dimana setiap data penting (data pekerjaan kantor) bisa dibackup secara otomatis ke server FreeNAS. Sebagai contoh data dibagian keuangan dibackup setiap per 3 hari karena perputaran dartanya cukup tinggi. Sehingga jika terjadi hal yang buruk katakanlah hardsik komputer tiba-tiba rusak, maka masih terdapat data cadangan di server FreeNAS.
2. Dari sisi hardware, keunggulan FreeNAS adalah keterbukaan untuk mengganti atau menambah komponen hardware terutama hardisk dan memori, disesuaikan dengan kebutuhan.
3. Meringankan pekerjaan staf IT. Biasanya sering melakukan backup data manual menggunakan HDD portable per dua sekali dan cukup menyita waktu, dengan adanya FreeNAS cukup sebulan sekali. Yang paling penting tidak ada istilah "waduh lupa ngebackup", karena secara otomatis FreeNAS dan aplikasi AlwaysSync yang bekerja :)
Sedangkan beberapa kendala yang saya temui pada saat implementasi FreeNAS adalah:
1. Folder data user dipindah atau diganti nama sehingga proses sinkronisasi backup data gagal. Biasanya jika ada perpindahan (rotasi user) atau user mengganti nama folder dan tidak memberitahukan ke staf IT. Sosialisasi menjadi poin penting suapaya proses backup terus berjalan.
2. Jika sinkronisasi data besar, cukup membebani trafik jaringan. Manajemen waktu sinkronisasi harus diatur.
3. Jika sistem FreeNAS disimpan di USB Diks, pastikan kualitas USB DIsk nya bagus dan tahan lama.
Sekian yang dapat saya sharing Mas Henri, semoga dapat membantu kelancaran skripsinya.
Saya sangat tertarik dengan artikel anda, terutama tentang komentar beberapa keunggulan sistem FreeNAS versi anda. Saya tertarik dengan poin nomor 1, bisakah dijelaskan secara teknis penggunaan auto backup. Terima Kasih Sebelunya (hawali0887@gmail.com)
HapusSecara teknis untuk melakukan fungsi auto backup ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
Hapus1) Nama user dan password di komputer serta di sistem FreeNAS harus sama. Dan pastikan semua user windows memiliki password.
2Uji coba dengan membuat sharing folder di sistem FreeNAS untuk 1 user dan pastikan dapat diakses di komputer user (bisa dicoba dengan cara mengkopi file dari komputer klien ke folder NAS dan sebaliknya). Posisi folder harus bisa di R/W (Read/Write)
2) Install aplikasi Allway Sync (http://allwaysync.com/). Kemudian sinkronisasi antara folder lokal(di komputer kilen/windows) dan folder di sistem NAS. Uji coba sinkronisasi dengan pengaturan waktu.
Sangat membantu,. Terima kasih infonya :)
BalasHapusMas Hendra, NAS punya saya kok time nya ga update yah.
BalasHapusKaya mainboard Cmos nya sudah rusak...
Kira2 knapa yah mas? n tolong kasih jalan keluarnya.. makasih
Siang Mas Juliyan, maaf baru bisa balas. Bisa jadi ada beberapa hal, diantaranya:
Hapus- Seperti yang telah disebut di atas yaitu baterai CMOS-nya habis
- Settingan time (sync-time) pada sistem freeNAS tidak jalan.
kebetulan server FreeNAS saya sedang rusak, belum sempat mengutak-atik kembali. Sekedar tips, baterai CMOS menurut saya yang bagus sekarang yang di jual di Gramedia. Karena saya memiliki masalah juga dengan salah satu mainboard yang sudah diganti baterai CMOS (baterai merk MAX**) selalu mereset kembali tanggalnya.
Terima kasih mas Hendra, ngomong ngomong. kalau mau setting sync-time nya dimana yah?
BalasHapussaya coba failed terus. kalau cmos udah habis berarti tinggal bongkar ajah yah NAS nya? sama kaya bongkar CPU? nanti saya coba cari di gramedia kalau ternyata emang lebih bagus disana..
Salam,
Coba di menu System -> Settings -> Timezone. Usahakan menggunakan settingan area Asia (UTC+7 atau GMT+7) supaya waktu server dan BIOS sinkron. Karena bisa jadi meskipun di BIOS menggunakan settingan waktu lokal (katakanlah WIB) tetapi di settingan area waktu di FreeNAS masih menggunakan (UTC) bisa mengakibatkan waktu sistem FreeNAS dan BIOS tidak sinkron. Informasi perbadaan waktu di Freenas dapat dilihat di website:
Hapushttp://xpertnotes.net/blog/2013/11/20/freenas-9-1-system-clock-woes/
timezone ane pake yang asia/jakarta, untuk setting sync with external NTP yang failed trus om. biasanya sih ane ga pernah setting external NTP itu. jadi saya harus setting apa lagi om? kalo di timexone cuma ada GMT saja.
BalasHapussore bro.. saya ada mau nanya lagi tentang NAS, saya pakai NAS N2200. pada aplikasi NAS status di disk 1 warning, disk 2 detected. tapi data masih bisa dibuka secara normal. itu dikarenakan system di NAS mirror disk sepertinya. Kira2 apa yang harus saya lakukan bro? terima kasih sebelumnya...
BalasHapusMas Hendra, udah mulai jarang Ol yah?
BalasHapusMau tanya dong Mas, agak urgent nih.
saya kalau mau buka PHP nya NAS menggunakan hp bisa tidak mas?
Terima kasih sebelumnya..
Sore Mas Julian, iya nih mas lagi padet kerjaan he..he..he... Kalau buka pakai HP bisa saja meskipun saya tidak tahu apakah aplikasi NAS-nya mendukung tampilan untuk mobile phone.
HapusUntuk ujicoba bisa di tes server NAS-nya di sambungkan ke jaringan yang mendukung Wi-Fi dan diakses menggunakan hp melalui jaringan Wi-Fi. Setelah itu tinggal tambahkan IP public ke sistem NAS nya.
Mas Hendra saya mau tanya dimana bisa mendapatkan program allway sync.? terima kasih
BalasHapusAssalamu'alaykum mas hendra, mohon maaf, saya ingin bertanya, kebetulan saya sedang mengambil topik freenas untuk tugas akhir saya, tapi sampai saat ini saya baru memanfaatkan fitur auto backup sama otentikasi terpusat dengan ad, kira kira mas hendra ada saran tidak fitur vital yang umumnya sangat berguna jika diterapkan di kantor? Terima kasih mas
BalasHapusmas budi, mau tanya nih, ada tutorial untuk pasang alway sync di free nas gak ??
BalasHapus